Perlahan tapi Pasti, Liverpool!

Omong-Kosong jika pendukung Liverpool tak cemas menunggu gelar ke-20 Manchester United di Premier League. Benar, Setan Merah hampir pasti mengangkat mahkota tersebut musim ini melihat jarak mereka dengan Manchester City mencapai 12 poin.

c1be621f03f6717efedc4cbf92e1e321-600x400
Tak ada yang spesial dengan permainan Man. United pada tiap musimnya. Monoton, Klasik, dan membosankan. Sayangnya, mereka mengerti cara untuk memenangkan sebuah laga. Mereka memiliki mentalitas juara. Dan yang pasti mereka sadar akan kesombongan yang diperlihatkan.

The Reds memang masih berada di bawah Setan Merah terkait perolehan trofi Liga Inggris. Raihan 18 piala memang luar biasa, namun, belum mendapatkannya kembali dalam dua dekade terakhir menjadi tidak biasa. Liverpool tim Medioker? Liverpool setara West Bromwich Albion dan Swansea? Siapa Raja Merseyside sebenarnya, ketika Everton, tim dengan raihan Nil Trofi di bawah The Almighty Moyes, ada satu tingkat di atas The Reds terkait klasemen sementara.

Entah berapa banyak banter antar fans Liverpool sendiri terjadi musim ini. Satu pihak mencoba sabar dan menjadikan YNWA sebagai slogan “mati” mereka. Satu pihak lagi layaknya analis yang mencoba menilik apa yang terjadi dengan Liverpool musim ini. Saya sendiri sampai bingung harus menempatkan diri sebagai fans apa. Ini Fakta, bukan nyinyir ala Jurnalis Online Modern belakangan ini.

Senyuman merekah datang dari fans Merseyside Red belakangan ini. Liverpool memang tidak pernah menang melawan tim 10 teratas musim ini, (tersisa Chelsea, Tottenham Hotspur, dan Everton). Namun, kita bisa lihat performa menanjak The Reds sejak Desember lalu. Jika dihitung kompetisi Premier League saja, Liverpool hanya kalah empat kali.

Belum lagi saya dan beberapa fans seperti kaget mendengar petir yang belakangan sering mendatangi wilayah Jakarta. Musim ini, The Reds hobi mencetak banyak gol. Kemenangan 5-2 dan 5-0 melawan Norwich City, 4-0 melawan Fulham, 5-0 melawan Swansea City dan terakhir 4-0 melawan Wigan Athletic, membuktikan bahwa The Reds tidak hanya bermain indah dan mulai berhasil bermain efektif.

Jarak Liverpool dengan peringkat empat Tottenham Hotspur juga hanya sembilan poin. (Akan tetap 9 jika The Spurs kalah malam ini melawan Arsenal). Namun, jika saya bilang Liverpool masih mungkin mendapat posisi keempat, rasanya seperti mencoba meraih jarum di luasnya padang pasir. Bahkan ada satu tweet teman (saya lupa tweet siapa) yang mengatakan, kita masih mungkin Juara Premier League jika berhasil memenangkan seluruh sisa laga dan Man. United selalu kalah dalam sisa laga. Iya, pernyataan itu layaknya lagu di album perdana Peterpan yang berjudul Khayalan Tingkat Tinggi. Seakan-akan tak ada tim lain diantara Man. United diperingkat pertama dan Liverpool diperingkat ketujuh sementara.

Satu yang pasti, Finis diperingkat tujuh adalah hal yang patut dimaklumi, finis peringkat enam adalah suatu yang setidaknya membuat seluruh fans Liverpool kembali sibuk mencari patch Europa League dan Respect musim depan. Namun, jika The Reds finis di peringkat lima dan empat. Mungkin 3 hal yang patut diberikan kredit.

1. Brendan Rodgers. Sang manajer berhasil menghilangkan keegoisannya hanya dalam satu musim. Terkenal dengan pemegang teguh sepak bola atraktif dan formasi 4-3-3, membuat dirinya seakan tidak memiliki plan B. Namun, sekarang, formasi The Reds mulai beragam menyesuaikan lawan. kadang 4-2-3-1 menjadi pilihan utama. Kedatangan Philippe Coutinho membuat Liverpool juga sangat mungkin menggunakan formasi 4-3-1-2 dimana Cou akan menjadi Trequartista.

2. Luis Suarez. Kritik demi kritik mendatangi sang pemain sejak bergabung dengan Liverpool. Mulai dari aksi (dianggap) rasialis hingga Raja Diving menghinggapinya. Namun, apa yang sang pemain bayarkan untuk tim? 21 gol sepanjang musim di Premier League, tanpa satu pun yang datang dari titik putih. Dia menjadi pemain pertama musim ini yang mencetak 20 gol dan pemain keempat setelah Robbie Fowler, Michael Owen, dan Fernando Torres yang bisa membuahkan raihan gol itu dalam satu musim. Jelas sangat mungkin Suarez bisa mencetak beberapa gol lagi hingga musim berakhir. Suarez adalah bintang Liverpool musim ini. Juru Selamat, No Doubt.

3. Bursa Transfer Musim Dingin. Daniel Sturridge dan Philippe Coutinho mendadak menjadi pemain anyar yang paling berpengaruh musim ini di Premier League selain Mousa Sissoko milik Newcastle United. Keduanya tampil istimewa dan dengan cepat menjadi andalan. Kehadiran Sturridge membuat Suarez memiliki opsi dan tidak lagi berjuang layaknya Hercules membantai seluruh penjahat Yunani di film serial dulu. Empat gol dalam lima laga menjadi bukti nyata striker yang dianggap underrated oleh banyak pihak itu.

Sedangkan Coutinho, pemain muda paling berpengalaman setelah Giuseppe Rossi ini (sudah tampil di 3 liga besar pada usia yang baru 20 tahun) hanya butuh tiga laga untuk menjelaskan bagaimana memakai nomor 10 kepada Joe Cole. Pengalamannya di Italia dan Spanyol membuat Coutinho seperti Trequartista yang dimiliki Liverpool sepanjang sejarah (lebay dikit). Dari total tiga laga yang telah dimainkannya, Cou telah membuat satu gol dan dua assist. Smart Winter Transfer untuk kedua pemain. Siapa pun yang berencana mendatangkan kedua pemain, patut diacungi jempol.

Harapan saya hanya 1. FSG bisa menuruti apa kemauan manajer. FSG harus bisa membuat diam fans yang menganggap mereka Yanks pencari keuntungan (termasuk saya). Mereka yang mengangkat Rodgers, sehingga mereka juga yang patut mempertanggungjawabkan putusan itu. Mudah-mudahan Liverpool bisa terus menanjak dari musim ke musim.

Mudah-mudahan pernyataan “Against Modern Football” tidak hanya suporter yang menggerakkan, tapi juga terlihat di tim ini dengan putusan-putusan Smart lainnya. Terima Kasih tidak mengikuti Chelsea dan Man. City…,  Liverpool.

By: Redzi Arya Pratama (@FakeRegista)

6 responses to “Perlahan tapi Pasti, Liverpool!

  1. dan fsg ga jual suarez musim depan
    dan sampai musim depan belum berjaya juga, kita masih akan tetap dengan motto “musim depan fc”

  2. Belajar konsisten untuk setiap laga lebih memuaskan buat saya pribadi, dibanding “beruntung” lolos ke empat besar. Harus punya materi yg diperlukan untuk menyamai tim tim yg bermain di UCL.

  3. tulisan yang bagus cuma saya masih bingung kenapa, pemain seperti assaidi atau coates yang punya potensi sangat jarang dimainkan.

    dan satu lagi sejak jaman KK sampe rodgers sekarang kebiasaannya itu ganti pemain suka telat banget, walaupun udah ketinggalan tetep sering telat, pas udah unggul dan pemain udah cape tetep belum ada pergantian

    tetap semangat #YNWA

  4. Konsistensi…
    Konsistensi…
    Dan Konsistensi lah yang Sangat diperlukan oleh Liverpool Saat ini dan Musim-musim yang berikutnya…

Leave a reply to mikeymike Cancel reply